Mungkin Anda pernah melupakan berbagai impian karena ada alasan kuat yang menyuruh Anda untuk melupakannya. Alasan itu terasa begitu nyata dan sangat Anda yakini. Dan Anda benar-benar berhenti mengejar impian itu.
Benarkah Anda harus menghentikan mengejar mimpi karena alasan-alasan itu? Anda berhenti, karena Anda PERCAYA bahwa alasan itu benar. Itu adalah kepercayaan Anda. Kepercayaan-kepercayaan itulah yang sebenarnya menghentikan Anda.
Karena Anda percaya alasan itu cukup untuk menghentikan Anda, maka Anda akan berhenti.
Semua itu tergantung, sejauh mana Anda percaya. Jika Anda percaya, maka Anda berhenti. Jika Anda tidak percaya, maka Anda tidak akan pernah berhenti mengejar cita-cita Anda.
Untuk itu, Anda perlu memikirkan ulang kepercayaan Anda yang menjadikan Anda mengubur mimpi saat ini.
Saya sudah merangkum kepercayaan-kepercayaan yang biasanya menghentikan seseorang. Mungkin, salah satu dari kepercayaan-kepercayaan tersebut termasuk yang menghalangi Anda meraih mimpi.
Kepercayaan #1: Saya tidak cukup pintar.
Sebenarnya tidak masalah dengan kepercayaan ini. Jika Anda merasa tidak cukup pintar, ya tidak apa-apa. Sebuah pengakuan yang wajar bahkan ada sisi positifnya. Jika Anda merasa kurang cukup pintar, artinya kurang belajar atau kurang ilmu. Solusinya belajar atau menuntut ilmu.
Namun, yang menjadi masalah asumsi atau opini setelahnya. Sering kali orang memiliki optini: “Saya tidak cukup pintar, sehingga tidak akan bisa menjadi pengusaha sukses.”
“Saya tidak cukup pintar” adalah fakta. Namun, jika Anda mengatakan tidak bisa menjadi pengusaha sukses, itu hanya opini Anda saja. Kata siapa Anda tidak bisa jadi pengusaha sukses?
Memang, para pengusaha sukses adalah mereka yang pintar. Mereka pintar sebagai seorang pengusaha. Tapi, tidak berarti mereka pintar sejak lahir. Dulu, mereka sama dengan Anda, mereka juga pernah tidak cukup pintar.
Yang menjadikan mereka pintar karena mereka belajar, mencoba, dan mengambil hikmah. BUKAN terjadi dengan sendirinya.
Ubahlah kepercayaan Anda: Sekarang saya memang tidak cukup pintar, tapi setelah belajar dan mencoba saya akan cukup pintar untuk meraih apa yang saya inginkan.
Kepercayaan #2: Saya Masih Pemula
Saya sering mendapatkan email yang bertanya seperti ini:
“Saya berminat memulai bisnis, tapi saya belum berpengalaman atau saya masih pemula.”
Saya beritahu sebuah rahasia: Saya dulunya, juga tidak berpengalaman. Bahkan Bill Gates juga pernah tidak punya pengalaman. Artinya SEMUA orang pernah menjadi pemula.
Jika Anda masih pemula dan belum punya pengalaman, karena Anda belum memulainya. Jika Anda sudah memulainya, Anda akan punya pengalaman. Semakin lama Anda mencoba, akan semakin banyak pengalaman.
Jadi, jika mau punya pengalaman, maka mulailah “mengalami” apa yang ingin Anda lakukan.
Kepercayaan #3: Ini Sudah Terlambat Bagi Saya
Tahukah Anda, banyak orang sukses menjadi pengusaha setelah umur 60 tahunan alias memulainya setelah pensiun. Yang cukup terkenal adalah Kol. Sander, pendiri KFC.
Selama Allah masih memberikan umur, tidak ada kata terlambat. Jika apa yang Anda lakukan untuk berbuat kebaikan, mencari rezeki halal, itu bisa dilakukan kapan saja.
Bahkan, jika Anda tidak bisa memetik langsung, semua tetap akan kembali kepada Anda. Misalnya Anda menanam kelapa, ternyata sampai meninggal belum bisa memetik hasil tanaman Anda. Itu tidak pernah sia-sia, sebab akan menjadi sedekah dan pahala akan mengalir kepada Anda setiap Anda ada orang memanfaatkan pohon kelapa Anda.
Tidak ada kata terlambat. Mulailah SEKARANG!
Kepercayaan #4: Saya tidak bisa melakukannya kecuali …
Contoh paling populer adalah: “Seandainya saya punya modal, saya pasti bisa menjadi pengusaha. Saya tidak bisa menjadi pengusaha kecuali saya punya modal yang cukup.”
Jelas ini keliru. Sebab, banyak contoh kasus yang sukses menjadi pengusaha meski saat mulai, dia tidak memiliki modal uang.
Contoh lain, saya tidak bisa bisnis internet, kecuali saya punya komputer dan internet. Bohong, saat saya memulai bisnis internet, saya tidak punya koneksi internet di rumah (10 tahun yang lalu). Apa lagi zaman sekarang, internet menjadi semakin murah dan cepat.
Yang harus ada yakini adalah, apa pun hambatan atau masalah Anda, akan ada solusinya jika Anda mau mencarinya.
Kepercayaann #5: Inilah Saya, Begini Adanya
Ada seorang teman. Saya ingat, dulu dia berbisnis. Tapi terakhir bertemu, ternyata dia sudah bekerja lagi dan meninggalkan bisnisnya. Saya tanya, mengapa.
Dia jawab, penghasilan dari bisnisnya tidak memadai, sehingga akhirnya memilih bekerja lagi.
“Mengapa tidak dibesarkan bisnisnya?”
Dia menjawab, “tidak semua orang bisa”.
Dengan kata lain, dia mau menjawab “inilah saya, saya tidak bisa membesarkan bisnis saya”.
Sebenarnya, saat bisnis saya tidak berjalan baik, saya pernah kembali bekerja. Tapi, saya tidak pernah mengatakan “saya tidak bisa mengembangkan bisnis saya”. Saya bekerja hanya darurat karena tidak ada penghasilan.
Saya tetap yakin, saya bisa, hanya sedang tidak berjalan baik. Sama halnya jangan pernah mengatakan “saya miskin”, tapi katakan saja “saya sedang tidak punya uang”.
Pesan saya disini adalah jangan pernah yakin diri tidak mampu karena sesuatu tidak berjalan baik. Anda tetap bisa, meski keadaan sedang memburuk. Anda adalah Anda.
Jika memang, saat ini Anda benar-benar tidak mampu, artinya Anda perlu membangun kemampuan Anda dengan belajar dan mencoba. Jangan pernah berpikir selamanya akan tidak mampu. Ya, Anda tidak akan pernah mampu jika tidak mau belajar dan mencoba.
Kepercayaan #6: Saya Terlalu Sibuk
Atau ada juga yang mengatakan, saya tidak punya waktu.
Pertanyaanya adalah “siapa yang punya waktu?”
Semua orang punya waktu selama masih diberi umur oleh Allah. Waktu Anda 24 jam setiap hari. Apakah Steve Jobs punya waktu 35 jam per hari? Tidak, sama saja, hanya 24 jam.
Artinya, alasan “terlalu sibuk atau tidak punya waktu” hanya alasan mengada-ngada atau memang tidak mau.
“Tapi benar lho, ada banyak hal yang harus saya lakukan!”
OK, saya juga mengerti.
Pertanyaannya adalah mengapa Anda memilih melakukan yang selama ini Anda lakukan, bukan melakukan hal baru?
Kuncinya adalah keputusan Anda. Apakah Anda mau memilih apa yang sudah biasa Anda lakukan atau melakukan hal baru.
Jadi bukan masalah waktu, bukan malah sibuk, tetapi masalah keputusan Anda, apa yang mau Anda lakukan.
“Jadi, saya harus meninggalkan pekerjaan lama saya?”
Tidak juga. Jika pekerjaan lama Anda jauh lebih bernilai, jauh lebih bermanfaat, maka lanjutkan saja. Silahkan Anda pertimbangkan, kemudian ambil keputusan. Ini intinya!
Misalnya, jika Anda suka nonton TV selama ini, maka silahkan pilih apakah tetap menonton TV 2-3 jam sehari atau menghafal Al Quran?
Ini hanya contoh, tapi banyak hal seperti kebiasaan atau aktivitas Anda yang masih bisa dipertimbangkan untuk diganti dengan sesuatu yang baru yang lebih bermanfaat dan lebih bernilai.
Hidup adalah pilihan.
Kesimpulan: Silahkan renungkan, apa yang menunda Anda meraih mimpi. Adakah salah satu dari 6 kepercayaan diatas? Jika ada, silahkan ubah kepercayaan tersebut. In syaa Allah, akan lebih banyak atau lebih lebar pintu terbuka untuk menuju impian Anda. (mi)