Beberapa waktu yang lalu Direktur INSIST Institut Islamic Studies Alue Ie Puteh Aceh Utara mengajak saya ke pasar induk Lambaro Aceh Besar untuk membeli KEUTUMBU di salah satu.
“KEUTUMBU obat tradisional yang memiliki banyak khasiat”, ungkapnya.
Kemudian beliau meminta bantuan saya untuk menjadikannya bubuk yang siap untuk diminum, tentunya setelah melewati beberapa proses pengolahan yang higienis dan steril serta dijamin kehalalannya.
Kemudian saya foto dan saya posting di status Wa, hingga sahabat saya Tgk Zulfikar Kamaruddin (Oem Toem) me Wa.
“Untuk apa KEUTUMBU?”, Tanyanya.
“KEUTUMBU memiliki banyak khasiat”, jawab saya.
Ia mengatakan di kampungnya paya Bakong banyak tumbuh KEUTUMBU, ia mengajak saya untuk melihat dan memanen langsung, setelah jadwal kami atur tiba lah saya ke paya Bakong, disana ia dan kawannya Muhammad Aiyub sudah menunggu.
Setelah memanen beberapa karung, kemudian saya bawa pulang ke kampung saya Teupin Punti, dibantu oleh ayah dan ibu saya kami mengolahnya menjadi bubuk siap minum.
Setelah berkonsultasi dengan senior saya Ust Ahmad Faisal direktur Kirari Printing yang berada di depan SPBU Lamnyong dan anggota beliau Safrizal Usman, desain dan kemasan pun disepakati.
KEUTUMBU saya kemas ke dalam kemasan isi 100 gram, saya titip di 212 Mart Lamprit, Keutapang, galeri Solong Coffe Ulee Kareng dan Bukalapak.com
Saya juga menjualnya melalui media sosial, seperti Facebook, Instagram @haliyakeutumbu, group WA dan dari mulut ke mulut, di Jawa KEUTUMBU bahkan sudah lama di ekspor ke Korea Selatan serta ke beberapa negara kain, bahkan beberapa perusahaan jamu memasukkan KEUTUMBU sebagai komposisinya produknya.
Besar harapan saya produk ini diterima luas oleh konsumen khususnya penikmat herbal karena kandungan khasiatnya yang banyak seperti untuk obat-obat, jamu, minuman kesempatan dan masker kecantikan, kedepannya kami akan mengemasnya khusus untuk minuman ke dalam kantong teh agar mudah dikonsumsi tanpa perlu disaring ampasnya, kemudian hanya tinggal menambahkan madu atau pemanis alami lainnya.
Muhammad Aidil Fajri – Banda Aceh Ie Masen Kayee Adang