Anak adalah anugerah terindah bagi orangtua dan harapan-harapan indah dalam benak orang tua terhadap anak anak mereka pun sangat lah besar. Banyak orang tua yang mengharapkan sesuatu dari anak mereka misalnya saja mengharapkan anak-anaknya ada di samping mereka hingga usia lanjut sampai meninggal dunia, dan Saya termasuk orang yang tidak sependapat dengan itu.
Banyak orang tua yang mengharapkan anak-anaknya untuk tetap berada di rumah mereka. Sehingga doktrin-doktrin mengajak anak untuk tetap bersama mereka telah didengungkan sejak dini. contohnya: “senang punya anak perempuan karena akan ada yang merawat ayah ibunya nanti ketika sakit, tua dan tidak merasa kesepian. Contoh lainnya: alhamdulilah kita punya keturunan karena akan ada yang berbakti kepada kita dan doktrin-doktrin lain-lainnya.
Memang tidak salah berharap seperti itu, namun akan muncul kekecewaan jika di kemudian hari tidak sesuai dengan harapan. Akibatnya adalah banyak orang tua yang membawa kekecewaan ini dalam forum sosial ketika ia bercerita kepada siapa pun yang ia temui bahwa ia telah kecewa kepada anaknya. Ia telah salah mendidik anaknya hingga mereka tidak balas budi, tidak inilah tidak itulah dan aib-aib, kesalahan serta sisi negative anak akan tersebar ke khalayak sebab kekecawaannya.
Merawat, membesarkan, dan mendidik anak merupakan kewajiban orang tua yang diberi amanat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ingat bahwa anda menjadi orang tua karena anda sebagai hambaNya yang terpilih dari banyaknya pasangan yang tidak diberikan keturunan. Oleh sebab itu Sudah selayaknya lah anda menjalankan tugas dan kewajiban sebagai orang tua, bukan hanya mengharap hasil. Karena hasilnya bukanlah berada di tangan anda tapi hanya Allah lah sang pemilik kehidupan yang akan membalas. Ada yang Allah balas di Dunia, ada juga yang diAkhirat dan ada juga dibalas di dunia Akhirat. Apa balasannya?? Balasan tersebut ialah anak sholeh yang selalu mendoakan dan berbakti kepada orang tua hingga ajal, menjemput.
Sekali lagi tugas orang tua adalah menjadikan anaknya manusia penerus kehidupan ini. ketika ajal tiba, tugas anda sebagai orang tua sudah selesai. Ketika anda di dalam kubur, kehidupan baru di alam lain akan anda hadapi dan di alam kubur pun yang perlu anda pikirkan adalah diri anda sendiri bagaimana cara menghadapi malaikat mungkar dan nangkir. Anda tidak perlu khawatir keluarga yang anda tinggalkan. Apakah mereka bersedih?? Ya.. mereka menangis dalam duka telah kehilangan anda namun itu tidak dalam waktu yang lama. Karena mereka akan terus menjalani kehidupan di dunia ini yang penuh dengan tantangan dan tipu daya.
Nah apa yang mesti anda persiapakan untuk anak-anak anda? Pakai prinsip ini “SUATU SAAT KITA AKAN MENINGGALKAN MEREKA”. Maka yang perlu anda persiapkan adalah menjadikan dia anak yang mandiri dan keras pada kehidupan. Saya ingat kata abang saya Mukhtar Yusuf” keraslah kepada kehidupan maka hidup itu akan melemah kepada anda, namun jika anda lemah pada hidup ini maka yang akan anda hadapi adalah kerasnya kehidupan ini.” Contohnya klw anda malas belajar maka anda akan mendapati kebodohan menjalar dalam hidup anda. Kalau anda tidak sungguh-sungguh dalam berkerja maka anda akan mendapati kemiskinan selalu berada di samping anda. Namun sebaliknya ketika anda rajin belajar maka anda akan menjumpai kesuksesan dalam gengaman anda. Kalau anda kerja pintar maka anda akan melihat banyaknya kesempatan dan peluang yang bisa anda raih.
persiapkan anak menjadi mandiri.menurut Elly Risman (Senior Psikolog dan Konsultan, UI) mengatakan anak mesti dididik mandiri semenjak dini. Maka izinkanlah anak belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya. Mungkin peran kita saat ini sebagian orang tua adalah membantu dan menolong anak kita yang lagi kesusahan karena alasan menyayangi nya.. Sebagai contoh ketika Anak anda mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, “Sini…Ayah bantu!”.Tutup botol minum sedikit susah dibuka, “Sini…Mama saja”.Tali sepatu sulit diikat, “Sini…Ayah ikatkan”. Anda tidak pernah membiarkan anak anda untuk mandiri.. Kenapa harus mandiri?Kalau bala bantuan muncul karena anda ada, Apa yang terjadi ketika anda tidak ada? Berikan anak-anak kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri. Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi yang mana nanti nya.
Saya pribadi sudah mempersiapkan peta kehidupan untuk anak-anak saya kelak. Diusia belia saya akan memasukkan anak-anak saya ke SD IT yang masih dalam satu kota dengan tempat tinggal kami. Selesai mereka tamat SD IT, mereka akan saya kirim ke Pondok Modern (PM) Gontor, dan saya wajibkan mereka untuk dapat menyelesaikan Strata I di Mesir. Ini adalah peta yang wajib mereka tapaki. Adapun untuk Strata II, Doktor hingga menjadi professor kembali kepada kepribadian dan minat mereka.
Kenapa SD IT? Langkah pertama ini untuk mengasah otak mereka yang masih fresh guna menghafal kalam ilahi serta untuk memiliki akhlak yang terpuji dan alasan yang paling kuat karena adalah mereka masih terlalu kecil jadi belum tega umminya untuk jauh dari anak anak.
Kedua, kenapa ke PM Gontor? Apakah Gontor sudah terkenal bahasanya? keilmuaannya? SALAH.. saya pilih Gontor Bukan karena saya alumninya. Namun karena di PM Gontor inilah ilmu kehidupan diajarkan, dipraktekan, dan diwariskan ruh perjuangan.
Sehingga ramai kita lihat Alumni Gontor itu berhasil bukan karena kurikulum yang diajarkan melainkan pendidikan akan bagaimana caranya menghadapi kehidupan. Ini menurut saya, Ya walaupun ada juga alumni yang belum berhasil.
Yang ketiga kenapa mesti ke Mesir? karena semua orang tua ingin punya anak yang sholeh dan berilmu. Kan bisa juga belajar ilmu agama dalam negeri atau dayah-dayah di Aceh kan banyak? Iya benar belajar dimanapun sama, namun yang saya inginkan rasa “Luar Negeri” melekat dalam jiwa mereka sehingga dalam memandang hidup ini lebih luas.
Iya ini memang peta saya dan istri yang menulisnya. Meskipun nanti di kemudian hari terjadi tidak seperti yang direncanakan tidak masalah, yang paling penting kami satu visi dan misi yaitu mendidik mereka mandiri dalam agama dan kehidupannya. Kemandiriannya akan membuat nya mempunyai skill kesanggupan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.
So, jangan berharap untuk merebut masa depan anak-anak untuk menemani anda, karena mereka mempunyai ujian badai kehidupannya sendiri, biarkan Allah yang mengetuk hati mereka untuk berbakti kepada anda. Dan terakhir, izinkanlah anak Anda melewati kesulitan hidup guna mencetak pribadi yang kokoh dan mandiri.