Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan kemarahannya terhadap Eropa dan dunia Barat sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis pengungsi yang melanda Eropa. Ia juga menyebut Eropa dan Barat telah menjadikan laut Mediterania sebagai kuburan bagi para pengungsi.
“Negara-negara Eropa memikul dosa atas setiap kematian pengungsi di laut Mediterania, salah satu tempat lahirnya peradaban paling tua di dunia, yang telah mereka ubah menjadi sebuah kuburan,” kata Erdogan saat berbicara pada pembukaan konferensi negara-negara B20 di Ankara.
Erdogan juga menuduh Eropa tidak menunjukkan sensitifitas terhadap isu terorisme global yang telah melanda banyak negara, terutama di Suriah dan Irak. Barat, ujarnya telah menciptakan situasi yang menjadi pemicu krisis hanya untuk keuntungan sendiri.
“Ada minyak di Libya dan Irak, ayo kita rebut sumur-sumurnya. Bukankah begitu situasinya sekarang ini? Delapan puluh persen sumur minyak di Irak dikuasai oleh Barat, begitu juga di Libya,” tegas Erdogan.
Mantan Perdana Menteri Turki dua periode itu juga menyerukan penghapusan lima anggota tetap di Dewan Keamanan PBB.
“Itulah sebabnya kita mengatakan, dunia ini terlalu besar dari lima. Nasib dari 200 negara tidak bisa diserahkan kepada kelima negara itu saja. Itulah sebabnya seseorang harus berbicara. Saya Erdogan telah dicap sebagai ‘pria jahat’ oleh media-media di dunia hanya karena menyuarakan hal ini. Saya tidak akan berhenti berbicara kebenaran selama masih hidup,” lanjutnya.
“Saya sekali lagi mengutuk negara-negara yang satu tangannya berperang melawan organisasi teroris tetapi tangan yang lain justru mendukung secara langsung atau tidak langsung,” katanya menyindir Amerika Serikat dan Rusia.
Presiden Erdogan diketahui sejak lama mencap Presiden Suriah, Bashar Assad, yang kerap didukung Rusia, sebagai seorang teroris dan menyalahkan Barat karena mendukung kelompok Kurdi anti ISIS yang dianggapnya teroris.
Erdogan melanjutkan pidatonya yang dikutip CNN dan secara eksplisit menyalahkan dunia Barat. “Sejujurnya, seluruh dunia Barat yang harus disalahkan. Itulah pendapat saya tentang masalah ini,” katanya.
Pernyataan Erdogan ini menyusul tewasnya Aylan Kurdi, 3, bocah pengungsi asal Suriah yang fotonya menyebar ke seluruh dunia. Aylan bersama keluarganya berencana menuju pulau Kos di Yunani.
“Ketika saya melihat foto itu, saya sedang duduk bersama keluarga termasuk cucu. Dan itu benar benar memberi dampak buruk bagi kita semua,” tutupnya.
Turki sendiri telah menampung lebih dari dua juta pengungsi asal Suriah dan Irak dan membangun beberapa fasilitas di penampungan. Presiden Recep Tayip Erdogan kerap mengkampanyekan dukungannya terhadap para pengungsi kepada PBB dan negara-negara Eropa. Salah satu negara yang telah mengikuti jejak Turki adalah Jerman.
“Apakah kita harus meminta saudara kita tidak datang dan mati di Suriah?” kata Erdogan ketika mengucapkan pidato di hadapan anggota parlemen partainya.