Belakangan ini muncul kembali varian baru virus covid-19 bernamakan umicron, gejala batuk, pilek dan demam menjadi sangat sensitif karena sangat dekat dengan ciri omicron tersebut, setiap melihat nada batuk, semua pasti menoleh ke sumber suara tersebut, curiga dan takut tertular. Goodnews nya, sepanjang bacaan saya, teori virus itu semakin lama, akan semakin terpecah varian dan turunannya, maka keganasan viruspun semakin menurun, termasuk tingkat mematikannya.
Nah, banyak ahli berpendapat omikron ini seperti flu biasa, bahkan di beberapa negara tidak dianggap keberadaannya.
Di Amlam, ada teori, orang yang bahagia tak akan mudah diserang virus tubuhnya, intinya menjaga intensitas tersenyum, hidup sehat dan makan makanan yang bergizi, begitulah kami semua berusaha mempraktekkan nya, mulai dari bangun dini hari, sarapan menu bergizi, dan setiap ada matahari kami semua menyambut nya dengan tersenyum, termasuk dalam foto ini mereka sedang belajar sambil caring, tentu sambil tersenyum karena akan diambil fotonya.
Saya sering sekali mendengarkan nasihat seorang dokter spesialis, baik saraf hingga penyakit dalam, setiap advice nya, selalu menyatakan bahwa sumber penyakit adalah fikiran yang gelisah dan tidak bahagia, maka bisa difahami bahwa sumber kesehatan adalah happiness. Maka menjaga imun makna substantif nya adalah menjaga kebahagiaan jiwa dengan ikhtiar yang nyata yaitu ikhlas dan ridlo akan semua yang “dibagikan” Tuhan.
Syukur Alhamdulillah, di musim pandemi yang serba tidak pasti ini, semua santri kami sehat, tak ada yang kurang apapun, ada satu atau dua yang sakit, hanya kecapekan dan butuh istirahat saja, mereka semua bahagia, bahkan sangking bahagianya yang kebangetan, hingga tak ada yang ingin dijenguk orang tua nya, ketika saya tanya mereka.
Kesimpulan ini adalah, Pesantren adalah tempat terbaik pendidikan anak kita, perajut kebahagiaan semesta menuju kebahagiaan abadi di masa yang akan datang. Amin.