Lihatlah poligami sebagai sebuah aturan Allah Ta’ala. Jangan memandangnya dengan nafsu bisikan setan semata. Jika dilihat dengan tulus seraya menundukkan egoisme, poligami sejatinya mengasyikkan. Ianya tak seribet bayangan para penolaknya yang hanya melihat poligami dari kekurangannya. Seakan-akan, poligami itu sangat bermasalah. Padahal, yang salah adalah segelintir pelakunya.
Bacalah tulisan ini sampai kelar. Sebuah gambaran tentang asyik dan serunya poligami yang dijalani oleh KH Muhammad Arifin Ilham.
Dalam sebuah momen Dzikir Akbar di Masjid az-Zikra Sentul Jawa Barat, dai yang lebih akrab dengan sapaan Ustadz Arifin ini berkata, “Dua istri akur itu, lebih baik daripada satu istri tapi ribut terus.”
Salah satu inti dalam rumah tangga adalah keharmonisan. Lambangnya adalah kerukunan antar seluruh anggota keluarga. Nah, selama rukun, berapa pun jumlah anggota tim keluarga itu tidak menjadi masalah. Sebaliknya, sesedikit apa pun anggota keluarganya, jika sehari-hari ribut terus, rumah tak ubahnya neraka.
Dalam Dzikir Akbar di Masjid Baitussalam The Green BSD Tangerang Selatan, dai yang memulai dakwah di bilangan Depok Jawa Barat ini mengajarkan tentang duduk tadharru’. Ialah posisi duduk dengan menegakkan kaki, kedua tumit menekan pantat, badan tegak. Posisi duduk seperti ini membuat aliran darah menjadi lancar, sehingga oksigen terdistribusikan dengan sangat baik ke seluruh organ tubuh.
“Nah,” tutur dai asal Banjarmasin ini, “posisi duduk seperti itu juga membuat kita menjadi kuat. Karena kuat itu,” candanya yang disambut tawa hadirin, “istrinya juga jarang yang satu.”
Salah satu kebiasaan KH Muhammad Arifin Ilham adalah menyambangi orang-orang yang bekerja di rumahnya. Baik yang di dapur atau kebun. “Arifin senang berkumpul dengan mereka.”
Beliau juga bersikap baik dengan mereka. Salah satunya soal makanan. Perharinya, beliau memberikan uang makan seratus ribu untuk satu orang. “Karena,” jelas beliau, “selera makannya berbeda dengan kami.”
“Istri pertama berasal dari Aceh, makanannya pedas-pedas. Istri kedua keturunan Arab, makannya daging-dagingan. Sedangkan para pekerja di rumah, sukanya makan sayur-sayuran.”
“Arifin ini,” tutur beliau, “jadi enak karena dua istri selera makannya berbeda. Jadi tinggal pilih mau makan dengan siapa.”
Di akhir acara Dzikir Akbar awal Desember tahun 2015 ini, KH Muhammad Arifin Ilham bertutur, “Mohon doa dari Ayah, Bunda, dan jamaah sekalian. Istri Arifin sedang hamil. Ini anak yang ketujuh dari target dua puluh dua (anak).”
Sontak saja, jamaah menyambut ‘target dua puluh dua anak’ dengan tawa.
Jadi, masihkah poligami terlihat dan terdengar angker? Wallahu a’lam.