Jika Anda perhatikan dengan seksama, ketika perjalanan bapak Pimpinan Gontor ke suatu tempat. Pasti antum kagum dengan rapatnya jadwal beliau dari satu ketempat yang lain, dari satu acara ke acara yang lain.
Perubahan itu begitu terasa sekali, sampai-sampai kalau antum pernah mengikuti sekali saja perjalanan beliau, maka jika antum baru sekali ikut, akan merasakan kelelahan yang luar biasa rasanya. Persis seperti yang rasakan ketika mendampingi KH Syukri Zaraksyi ketika masih sehat dulu ke subang.
Saya begitu ingat karena sampai subang waktu itu menjelang magrib, beliau istrahat sejenak, lalu habis magrib langsung menemui pimpinan cottage yang kita inapi di subang itu, ngobrol banyak sampai menjelang jam 09.00 malam, setelah itu beliau menghadiri undangan IKPM Subang yang mengadakan acara malam itu juga, ya tentu saja nasehat berharag beliau yang ditunggu-tunggu.
Dan beliau kalau sudah ketemu para alumni yang ada ya guyon, nostalgia, sampai hal-hala yang berhubungan dengan politik dibahas tuntas, sampai beliau pulang lagi ke cottage sekitar pukul 01.00 dini hari, itu juga beliau masih sempat menerima tamu beliau yang menunggu dari tadi untuk bertemu, sekedar meminta nasehat untuk pesantren yang baru berdiri, atau berniat mendirikan sekolah, atau hal lain. Setelah itu baru istirahat.
Selesai ?? Belum…Karena saya haris teperanjat ketika harus mendapati saya dbangunkan di kamar dan melihat beliau sudah Rapi dengan sarung dan Jas juga surban untuk menjadi imam…Luar biasa sekali bukan??
Nah, dibalik kecepatan dan kesigapan beliau itu, ternyata ada pasukan ‘Siluman’ yang secara serius mencermati satu demi satu satu acara bapak Pimpinan, mengatur jadwal beliau, membelikan tiket untuk beliau, mendampingi beliau, sampai jika ada kebutuhan dari pimpinan , maka pasukan “siluman” inilah yang bekerja keras.
Pasukan itu adalah “Sekretaris Pimpinan Pondok Modern”. Orangnya kalem, bukan menyeramkan, selalu tersenyum kepada siapa saja, bahkan tertawa terbahak-bahak dia dapur Guru, tapi jangan tanya kecekatanya ketika mendampingi pimpinan. Ketrampilannya mengcover semua kebutuah perjalanan pimpinan, mengatur perjalanan mendadak di luar jadwal, mengatur makan siang pagi, siang dan malam para pimpinan (biasanya pimpinan yang meminta makan dimana). Dan tahukah antum, ketika perjalanan di Mobil dinas inilah biasanya “Rahasia” pondok termasuk rencana Gontor kedepan bisanya terdengar dari para Pimpinan. Jadi meskipun nampaknya pendiam, ternyata sekretaruis pimpinan ini menyimpang berjuta Rahasia. He..he…
Darimana kesigapan ini bermula? Ya dari pembiasaan ketika mereka santri. Mereka bisa berpindah tempat dengan sebab, bukan sekedar berjalan tanpa tujuan. Mereka biasa bekerja siang dan malam dengan kemampuan tinnggi untuk sesuatu yang kita anggap saja sepele.
Membuat pioneering (Bangunan dari tongkat Pramuka), mengasah Pisau Qurban, memasak air untuk daging qurban, membuat taman bagi pertunjukan esok hari, yang entah besok dipedulikan orang apa tidak siapa yang membuat, menyiapkan nasi untuk makan para santri yang jelas saja para santri tidak bertanya siapa yang masak ini? Menge-lem kertas keterangan pada kertas jawaban ujian santri. Hal yang remeh seperti itu dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, keseriusan, kecekatan, dan kesigapa yang tinggi. Itulah rahasianya…
Apalagi di zaman medsos seperti sekrang ini, sekretaris pimpinan seakan ditambah lagi kesibukkannya dengan seoptimal mungkin menjaga agar pidato atau foto pimpianan yang bersifat “internal pondok” hanya diketahui oleh keluarga Gontor tidak tersebar keluar. Saya pernah dulu mengupload foto pimpinan sedang berfoto di London dengan kaos Barcelona, saya tiba-tiba langsung dapat Inbox dari Sekpim. Saya baca inbok itu isinya sopan sekali..
“Assalamualikum ust, dengan tidak mengurangi rasa hormat kami.Kami mohon Foto Kyai di Wall antum di hapus saja. Karena kami takut pandangan orang luar akan Gontor, kepada Kyai Gontor, kepada Pribadi Kyai Hasan, karena Kyai syukri sedang sakit, kurang enak rasanya kalau mengupload foto beliau di luar negeri dengan baju seperti itu… Mohon Maaf dan terima kasih”
Saya tertegun, lalu segera saya hapus foto tersebut, saya sadari sepenuhnya bahwa Gontor sudah bukan lagi dipandang oleh alumni, tapi di media sosial Gontor adalah objek bullian yang empuk jika kita salah menempatkan. Tapi yang saya slut adalah kesigapan sekretais Pimpinan mengcover berita yang berpotensi menyudutkan Gontor itu. Sigap, tanggap, cerdas, dan santun. Bukan cepat tapi ndak segera tanggap, apalagi dengan bahasa yang sama sekali tidak santun…
Bagi antum yang dulu pernah jadi sekpim ini, antum tentu lebih bisa bercerita suka dukanya mengawal pimpinan Gontor itu seperti apa. Bagi antum yang belum pernah merasakannya, maka nikmatilah kesigapan para pengawal pimpinan ini dan hormatilah mereka. Dan bagi kita yang berada diluar lingkungan Gontor, bersyukurlah dengan semua kesigapan, dan kecekatan para pengawal ini, berterima kasih atas jerih payah mereka mengawal pimpinan..dan bersyukurlah, bahwa masih ada lembaga seperti Gontor yang selalu mengajarkan semua kesigapan itu.