KH Sukri Zakrkasyi dulu pernah menyampaikan. Bahwa ada alumni yg lulusan mesir datang lagi ke Gontor untuk kunjungan.
Setelah mendengar percakapan para santri dalam bahasa arab, dia spontan berkata kalau bahasa Gontor ini menurun kualitasnya. Tidak bisa dimengerti, yg penting bicara bahasa arab tanpa tahu nahwu dan sharafnya.
Menurutnya pendidikn bahasa di zamannya dulu lebih bagua dan tertib sehingga bisa mwngantarkannya ke mesir…
Kata Kyai Syukri, dia bisa mengritik Gontor sedemikian rupa, setelah dia pulang dari mesir, bisa bahasa arab dengan lancar dari mesir, sehingga baginya bahasa Gontor itu tidak bwrmutu. Padahal ketika dia kelas 6 di Gontor, bahasa arabnya juga tidak bagus-bagus amat. Sama juga dengan bahasa Gontor sekarang. Padahal dengan bahasa Gontor yg seperti itu pula dia bisa ke mesir.
Setiap zaman punya tantangan berbeda. Apa yg terjadi 20 tahun lalu jelas berbeda dengan yg terjadi saat ini. Kebijakan 20 tahun yg lalu, tentu berbeda dengan kebijakan saat ini. Maka perlu kedewasaan ketika menanggapi setiap masalah yg baru kita temukan dan itu berbeda. Jika menemukan kejanggalan, berikan masukan itu ke pengasuhan santri atau Guru yg bertanggung jawab untuk disampaikan kepada Pak Kyai. Karena bagaimanapun juga, secara struktural yg berhak mengatur kehidupan Pondok adalah Kyai. Hanya Kyai. Cuma Kyai…bukan Alumni, Guru, apalagi wali samtri.
Pesantren itu lembaga ijtihadi manusia. Dia memang bukan lembaga yg can do no wrong, semua alumninya pasti jadi ulama, programnya pasti betul, kebijakan pimpinannya pasti tidak salah. Bukan, memang bukan itu. Tapi memberi masukan kepada pesantren di media sosial, bukankah seperti membuka borok sendiri? Sedangkan perintah agama sendiri menganjurkan kita untuk menurup semua kesalahan teman kita, dan menyebarkan kebaikannya, apalagi kesalahan sebuah lembaga.
Karena ada Guru disana yg Insya Allah akan menyampaiakn keluhan anda kepada Kyai untuk ditindak lanjuti. Kalau kita sebagai tamu ke Gontor, apa hak kita mengomentari kebijakan Gontor?? Wing kita cuma tamu. Kalau tidak suka ya kita pulang begitu saja. Kalau kita wali santri, apa juga hak kita protes sedangkan Gontor tidak pernag beriklan begini dan begitu, ada ini atau ada itu. Kalau tidak betah dengan kondisi pesanren, ya silahkan tarik putera anda dari pesantren.
Sekedar himbauan, agar kita bisa membwri masukan dengan tujuan menyempurnakan, bukan mengritik dengan tujuan melecehkan….