Seringkali kita gusar dan gelisah untuk tampil pantas di hadapan manusia. Apakah saya sudah tampil pantas di depan si A yang akan saya jumpai? Apakah dandanan saya layak untuk acara itu? Apakah saya orang baik di mata teman-teman saya? Dan pertanyaan-pertanyaan semacamnya.
Saking gusarnya kadang ada yang berhari-hari memikirkannya sampai tidak bisa tidur nyenyak untuk tampil pantas di hadapan manusia.
Hmm….jika sekiranya hal yang sama kita lakukan untuk tampil pantas di hadapan Allah ‘ajja wa jalla, sungguh telah damailah bumi ini. Tentramlah hidup manusia.
Tampil pantas di hadapan Allah yang Maha Melihat membuat kita akan hati-hati bertindak. Takut berbuat semaunya dan meremehkan dosa, terutama di kala sendirian. Sebab dosa terbanyak justru adalah dosa ketika sendirian. Tersembunyi berupa aib. Sering orang yang tampil pantas di hadapan manusia, justru tampil berantakan di hadapan Allah, saking banyaknya dosa-dosa aibnya.
Sayangnya..tampil pantas di hadapan Allah tidak nyata sanksinya, sehingga membuat banyak orang tertipu dan meremehkannya. Mereka lebih sibuk untuk tampil pantas di hadapan manusia. Sebab nyata dan seketika sanksinya.
Akhirnya, ketidakpedulian untuk selalu tampil pantas di hadapan Allah berujung tragedi.
Lebih sibuk dengan pencitraan manusia daripada sibuk memperbaiki diri di kala sepi dan ramai berbuntut nestapa. Seperti firman-Nya yang membuat orang yang peduli terisak ketakutan
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”. (QS. 6 ayat 44).
Wahai diri….jika ayat di atas tak mampu membuat engkau berubah, maka dengan apa lagi engkau bisa dinasehati?