Sebagaimana layaknya sekolah-sekolah lain, biasanya akan dibentuk lembaga orang tua murid atau semacamnya, untuk memberi masukan kepada sekolah tentang proses pendidikan yang terbaik. Tapi ini tidak terjadi di Gontor, kenapa?
Karena Gontor itu pesantren. Filosofi dasar sebuah pesantren adalah ada seorang Kyai datang, lalu kemudian ada beberapa orang santri yang ingin berguru kepada sang Kyai. Lalu karena rumah tinggal Kyai tidak cukup, lalu para santri tersebut membangun sendiri bangunan di sekitar rumah kyai untuk sarana tinggal dan mencukupi kebutuhannya.
Jadi jelaslah disini bahwa santri-lah yang minta ilmu kepada Kyai. Minta untuk dididik, dibina, dibekali dengan bekal kelimuan yang cukup. Jadi santri yang minta, bukan Kyai-nya pasang iklan dimana-mana.
Maka jika seseorang itu masuk pesantren lalu kurang cocok dengan kondisi di pesantren itu, ya mangga saja keluar. Toh Kyai memang tidak pernah pasang Advrtising akan memberikan Fasilitas ini dan itu dan sebagainya. Demikian juga sistemnya. Tidak neko-neko. Biasa-biasa saja. Tapi karena dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab, maka sepertinya itu luar biasa.
Jika dibentuk organisasi wali santri, nanti yang muncul adalah adalah ego antar wali santri yang menginginkan kesenangan bagi anaknya. Padahal Ego probadi inilah yang jsuteru ingin diberantas di pesantren.
Maka jika ingin memasukkan anak anda ke pesantren, niat yang pertama haruslah IKHLAS se IKHLAS-IKHLASnya. Ikhlas dididik dengan segala Fasilitas yang ada dipesantren. Ikhlas dibina dengan disiplin dan sunnah yang ada. Ikhlas menerima apapun yang akan diterima oleh anak anda jika anak anda melanggar. Jika kurang suka dengan sistem pesantren, ya mangga saja menarik diri dari pesantren. Karena ya itulah bedanya pesantren dan sekolahan…