Diare adalah suatu kondisi dimana tinja yang dikeluarkan encer dan lebih sering buang air besar daripada biasanya. Diare biasanya terjadi apabila mengkonsumsi minuman dan makanan yang sudah mengandung kuman, virus, bakteri, maupun parasit.
Pada umumnya, diare terjadi berlangsung dalam beberapa hari saja lalu hilang, namun ada juga diare yang berkepanjangan hingga berminggu-minggu pada balita. Hampir dari semua balita terkena diare pada awal kehidupan mereka.
Baca Juga: Merahkan Kembali Bibir Hitam Dengan Menggunakan Bahan Alami Ini. Ampuh
Diare dapat ditularkan dari tangan kotor yang sudah terkontaminasinya makanan dan minuman, kontak secara langsung dengan buang air besar, dan beberapa hewan peliharaan. Diare pada balita biasanya kerap terjadi pada usia 1-5 tahun.
Terkadang tinja si kecil berbau dan mengandung apa yang suda dia makan. Tidak heran bahwa balita yang mengalami diare tetap aktif dan tidak meunjukkan tanda-tanda sakit. Banyak orang tua yang panik apabila bayinya terkena diare. Beriku penjelasannya:
Gejala diare
Gejala diare yang terjadi pada balita bermacam-macam, biasanya dimulai dengan sakit perut, mencret dan muntah yang terus-menerus. Sang balita juga akan mengalami kehausan karena kekurangan cairan (dehidrasi). Berikut gejala yang muncul akibat dehidrasi pada balita:
- Anak-anak cengeng, merasa gelisah, jika dehidrasi berat bisa terjadi tidak sadarkan diri.
- Ditandai dengan mata yang nampak cekung, ubun-ubun pada bayi cekung, bibir dan lidah sikecil menjadi kering, dan tidak tampak air mata pada saat menangis.
- Nadi melemah, tangan dan kaki sikecil terasa dingin.
- Kencing juga berkurang.
- Pada saat dehidrasi yang berat, napas juga sesak.
Faktor-faktor penyebab diare secara umum
Penyebab diare pada balita umumnya terjadi karena infeksi pada usus. Infeksi usus terjadi jika mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkandung parasit, bakteri, dan virus. Lingkungan yang kotor juga sanitasi yang buruk merupakan salah satu penyebab terjadi diare pada balita.
Faktor-faktor penyebab diare secara umum terjadi adalah sebagai berikut:
- Efek samping pada jenis obat-obatan tertentu.
- Adanya faktor psikologis, misalnya rasa gelisah.
- Mikroorganisme penyebab diare pada balita diantaranya virus rotavirus dan norovirus, bakteri E.coli dan Salmonella.
Langkah-langkah mengatasi diare
Diare harus diatasi dengan cara yang tepat dan sesuai agar jiwa balita tidak terancam. Adapun diare dibagi menjadi 3 macam, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Ddiare akut yang hanya berrlansung selama atau kurang dari 2 minggu.
- Diare persisten berlangsung selama 2 sampai 4 minggu lamanya.
- Dan yang terakhir diare kronis yang berlangsung lebih dari 4 minggu.
Diare akut termasuk diare yang mudah disembuhkan, dengan membiarkan anak atau mengabaikan anak yang sedang mengalami diare dapat mengakibatkan diare persisten maupun diare kronis yang sulit untuk disembuhkan.
Dehidrasi yang diakibatkan oleh diare pada balita dapat terjadinya kematian. Adapun lagkah-langkah mengatasi diare pada balita yang sesuai pedoman WHO seperti:
1. Memberikan oOralit
Oralit merupakan obat yang dilarutkan untuk obat diare. Larutan oralit mengandung campuran Natrium klorida, kalium klorida, natrium bikarbonat dan glukosa anhidrat. Langkah pertama yang harus anda lakukan pada saat anak anda terserang diare yaitu memberikan oralit.
Oralit yang diberikan pada balita guna untuk mengatasi diare dan mengganti cairan tubuh anak yang hilang akibat diare supaya sikecil tdak mengalami dehidrasi. Oralit mudah anda dapatkan di apotik terdekat maupun yang dijual di toko-toko kecil. Oralit termasuk salah satu obat yang sangat efektif untuk mengobati diare pada balita.
2. Berikan Tablet Zinc Selama 10 Hari Berturut-turut
Dengan memberikan Tablet zinc pada balita ampuh untuk mengatasi diare pada balita. Zinc adalah suatu zat gizi yang terdapat pada tubuh guna menjaga kesehatan serta pertumbuhan sang anak. Sistem kekebalan tubuh balita sangat memerlukan zinc supaya dapat bekerja lebih maksimal.
Baca Juga: Penyebab, Tanda-Tanda Serta Gejala Penyakit Difteri Yang Perlu Anda Ketahui
Pemberian tablet zinc selama 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti, sehingga sistem kekebalan tubuh meningkat dan tubuh anak juga tidak mudah terserang kembali diare.
3. Teruskan Pemberian ASI dan Makan
Dengan memberikan ASI dan makanan pada anak yakni dapat mengatasi diare. ASI pdapat membantu dan mengatasi diare pada balita namun, pada sebagian orang tua mereka lebih memberi susu formula dibandingkan dengan ASI karena mereka khawatir hal tersebut merupakan penyebab diare.
Pemberian makanan yang kaya akan Vitamin, zat gizi dan air juga dapat berfungsi mengatasi diaare dan mencegah terjadinya dehidrasi. Seperti, pemberian sup, sereal oatmeal, buah-buahan dan sayur-sayuran. Hindarilah pemberian makanan yang banyak mengandung zat adiktif dan pemanis buatan.
4. Berikan Antibiotik Secara Selektif
Antibiotik harus diberikan secara selektif pada anak guna untuk mencegah dan mengatasi diare. Pemberian antibiotik tersebut tidak sembarangan, karena sebagian antibiotik malah memperparah diare pada balita.
Tujuan pemberian antibiotik pada balita adalah untuk membunuh bakteri, parasit, dan virus yang ada dalam tubuuh anak. Sebaiknya anda konsultasi pada dokter agar mendapatkan informasi yang lebih jelas.
Pada diare akut antibiotik tidak diberikan secara rutin, walaupun adanya bakteri pada tubuh karena dapat memperpanjang diare pada balita akibat disregulasi mikroflora usus.
5. Berikan Nasehat pada pada Ibu dan Keluarga
Adapun langkah yang terakhir adalah memberikan nasehat pada ibu dan keluarga dalam hal mengatasi diare pada balita. Biasanya nasehat ini dilakukan oleh para praktisi medis, yakni dokter, perawat dan bidan supaya keluaga dapa menjaga sang anak dan juga kesehatannya.
Baca Juga: Bahan Diet dari Rempah dan Herbal yang Baik untuk Kecantikan dan Kesehatan
Nasehat yang diberikan oleh praktisi medis meliputi cara-cara menjaga kebersihan sanitasi dan lingkungan, cara penanganan yang tepat dan sesuai pada balita serta seputar informasi mengenai diare.