Khalid Bin Wahid adalah seorang panglima perang pada masa pemerintahan Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul, yang berarti pedang Allah yang terhunus.
Beliau adalah salah satu dari panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya, terkenal sebagai panglima tertinggi untuk Rasul Saw dan penerusnya, Abu Bakar Shiddiq.
Dibawah kepemimpinan militernyalah, Arab untuk pertama kalinya dalam sejarah membentuk entitas politik yang bersatu, di bawah panji Islam.
Beberapa Kata–Kata Kepahlawanan Khalid Bin Walid :
“Jika kamu berada di awan, Allah akan mengangkat kami kepadamu atau menurunkan kamu kepada kami untuk berperang.”
(Khalid mengatakan ini pada pasukan Romawi ketika mereka mundur dari medan pertempuran Kota Chalcis yang berbenteng).
“Masuklah ke dalam Islam dan kamu akan selamat. Atau bayarlah jizyah dan kamu dan kaummu akan kami lindungi, jika tidak, kamu hanya akan mendapatkan dirimu bersalah atas konsekuensinya, karena aku akan membawa kepadamu pasukan yang mencintai kematian seperti kamu mencintai kehidupan.”
(Surat ini ditulis oleh Khalid kepada Gubernur Persia untuk wilayah Mesopotamia sebelum menyerbunya).
“Aku adalah bangsawan petarung, aku adalah Pedang Allah, aku Khalid ibn Al-Walid.”
(Ini adalah kalimat-kalimat terkenal yang biasa diucapkan Khalid di medan pertempuran).
“Tunggulah sebentar; akan datang kepadamu gunung-gunung yang membawa singa-singa dengan baju baja mengkilap, batalion yang diikuti oleh batalion-batalion lainnya.”
(Surat ini ditulis kepada Ayaz bin Ghanam yang meminta pasukan bantuan ketika mereka bertempur dengan beberapa suku Arab pemberontak di utara Arab).
“Betapa sedikitnya pasukan Romawi dan betapa banyaknya jumlah kita! Kekuatan sebuah pasukan tidak dinilai dari jumlahnya, tetapi dinilai dari pertolongan Allah padanya, dan kelemahan pasukan ada pada saat Allah meninggalkannya.”
(Khalid mengatakan ini pada salah satu prajuritnya di Pertempuran Yarmuk. Prajurit itu sebelumnya berkata, “Betapa banyaknya jumlah pasukan Romawi dan betapa sedikitnya jumlah kita”).
“Demi Allah, jika kamu menunjuk seorang anak kecil untuk memimpinku, aku akan menaatinya. Bagaimana mungkin aku tidak menaatimu ketika derajat ke-Islamanmu jauh lebih daripada aku dan kamu telah dijuluki sebagai “yang Dipercaya oleh Nabi”? Aku tidak akan pernah mencapai status itu. Aku umumkan di sini dan sekarang bahwa aku telah mendedikasikan diriku menuju jalan Allah yang Maha Tinggi.”
(Khalid mengatakan ini pada Abu Ubaydah setelah dibebastugaskan dari jabatannya oleh Umar bin Khatab yang menjadi Khalifah tanpa diberitahukan alasannya).
“Dan di sinilah aku, mati di atas tempat tidur, seperti domba mati. Semoga mata para pengecut tidak akan pernah tidur.”
(Kata-kata terakhir dari Khalid sebelum ia meninggal di atas tempat tidur padahal keinginan terbesarnya syahid di medan perang. Beliau menangis, namun akhirnya ridho setelah ia mendengar hadits Rasulullah saw : “Barang siapa yang berdoa kepada Allah dengan benar untuk mendapatkan mati syahid, maka Allah akan menyampaikannya kedudukan para syuhada walau pun dia mati di atas tempat tidur” (HR. Muslim).