Sudah beberapa hari ini istriku ngambek, kata-kata rayuanku gak mampu melunakkan hatinya. Dia ngotot dengan kemauannya, saat ini tekadnya begitu bulat. Dia paksa aku untuk nikah lagi. Suatu permintaan yang sulit aku turuti.
Betapa tidak, orang berpoligami itu berat, super berat, apalagi keadaanku yang serba kekurangan, menghidupi satu keluarga dan anak-anak saja sudah ruwet, apalagi ditambah satu istri lagi. Gak kebayang beratnya.
Bagiku.. istriku ini sudah cukup membanggakan, dia cantik, anggun penuh keibuan, kadang suka manja dan menggemaskan. penuh tanggung jawab. Berwibawa dan penuh kasih sayang pada anak dan suami. Istri yang hampir sempurna menurutku. Punya istri seperti dia suatu anugerah yang wajib disyukuri.
Pagi-pagi dia nanya lagi.. “Gimana bi? Sudah istikharah? Sudah dipikir? Aku ini benar-benar ikhlas, benar-benar rela di madu. Aku ingin mendapat pahala seperti istri-istri para sahabat Nabi yang rata-rata rela di madu”.
“Mi.. bukan abi gak suka dengan pahalanya mi.. tapi gimana abi mau nikah lagi, orang mikirin kontrakan rumah saja sudah pusing, apalagi nikah lagi.”
“Ohh.. ternyata abi takut miskin ya? Rizki itu Allah yang ngatur bi, bukan abi. Sejak kapan abi jadi pengecut?”
“Mi.. poligami itu sebuah tanggung jawab, didunia maupun akhirat.. poligami hanya boleh bagi orang-orang yang mampu saja mi. Bukan orang seperti abi. apalagi penghasilan masih cekak begini..”
“Begini saja.. kalo abi tetap gak mau cari sendiri, biar ummi saja yang carikan.. kita satu atap saja. Biar tak membebani abi cari kontrakan lagi.”
“Kali ini debat makin panas, aku benar-benar terpojok.. benar-benar tak bisa jawab. Istriku benar-benar orang yang cerdas, argumennya tak bisa aku lawan, aku kalah, dan menyerah.
Akhirnya dengan perasaan campur aduk aku setuju saja dengan permintaan istriku.. aku benar-benar pasrah.
Dibenakku kebayang pengalaman baru, hidup satu rumah dengan dua istri, sama-sama cantiknya. Yang pertama anggun penuh keibuan, wibawa penuh tanggung jawab. Mengasihi yang lebih muda dan menghormati suaminya, bak Siti Khotijah istri agung Rasulullah.
Satu lagi istri baruku yg tentu lebih muda, lebih enerjik, lebih seger, cantik dan manis.. kadang manja cari perhatian. Kadang dengan lincahnya menyuapi aku, walaupun dengan permen mentos kesukaanku. Ohh.. indahnya hudup iniiii…
Hoy hoy.. bi bangun bi.. bangun bangun..mimpi apa sih? Kok ketawa sendiri.. mimpi ketemu bidadari yaa..?
Astaghfirullahil Adhimmm.. aku hanya bermimpi.