Istana Presiden Erdogan dibangun diatas lahan lebih dari 1400 hektar. Ada 1600 kamar di dalamnya, dan ada beberapa gedung yang dibangun di sampingnya yang juga luas sebagai tambahan.
Istana ini Menghabiskan dana 600juta dolar lebih. Istana yang terhitung baru itu adalah simbol Turki baru. Kata Erdogan.
Bagi para pengkritik nya, istana ini disebut sebagai pemborosan. Tapi jika menilai dalam mindset negara modern dan realitas Turki di bawah Erdogan, maka istana itulah yang cocok untuk dihuni Erdogan sebagai kepala negara yang sudah naik kelas.
Turki hari ini bukanlah Turki masa lalu, tapi bagi orang yang level berpikirnya picik, semua yang mahal itu adalah mubazir karena tidak terbiasa mengelola uang besar.
Yang disebut mubazir itu, apabila membangun istana megah untuk seorang kepala negara yang bodoh dan tidak produktif. Itu mubazir. Tapi ketika Erdogan membangun istana megah karena Turki naik kelas sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi yang kuat di Eropa juga di dunia, maka itu namanya tepat guna.
Aktivis Islam di Turki yang masih primitif, menuduh Erdogan melalukan pemborosan dengan membangun istana ini. Padahal mereka iri, karena walaupun Erdogan juga aktivis yang lahir dari rahim islam, tapi Erdogan tidak memiliki mental gembel dan miskin nalar kayak mereka. Erdogan punya Narasi lebih maju dan tepat guna.
Orang kalau tidak terbiasa mengelola uang besar, hanya level pengelola yayasan, maka apa saja akan dianggap pemborosan. Padahal masalahnya di kapasitas nya yang gak naik naik.
Negarawan seperti Erdogan ini sulit lahir di dunia Islam, apalagi dari rahim aktivis Islam pinggiran yang nalarnya masih di level urus jamaah.
Narasi miskin, isi tas tipis, follower rata rata kelas bawah yang modalnya cuma nyaring bunyinya. Dan masih memakai logika mengurus yayasan peguyuban.
Jadi Erdogan di Turki sering diserang bukan hanya oleh kalangan sekuler Kemalis, tapi juga oleh aktivis Islam yang kolot dan terbelakang mentalnya.
Para pengkritik Erdogan di Turki justru lebih keras kadang datang dari kalangan aktivis Islam yang Partai nya masih gurem bahkan tidak lolos ke parlemen.