Insitute for Strategic and Indonesian Studies alias ISIS menyindir pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla karena telah melakukan sejumah ‘terobosan’ sejak dilantik.
ISIS mencatat lebih dari 20 ‘prestasi besar’ Jokowi-Jusuf Kalla selama lima bulan (20 Oktober-30 Maret 2015). Berikut catatan prestasi besar Jokowi versi ISIS:
- Harga BBM naik-turun-naik.
- Harga beras naik.
- Harga gas mahal.
- Semua kebutuhan sembako naik.
- Tarif kereta api dinaikkan.
- Jalan tol dikenakan pajak.
- Tatanan hukum dan konstitusi amburadul.
- Stabilitas politik & partai politik acak-kadut.
- Hutang bertambah Rp 250 triliun.
- Penerimaan pajak sampai Maret 2015 dibandingkan periode yang sama Maret 2014 turun Rp 50 triliun.
- Lembaga penegak hukum ditarik-tarik ke ranah politik.
- Intitusi Polisi & KPK diobok-obok.
- Impor beras dan gula semakin mantap.
- Elit politik berantam tak terus menerus tak terkendali.
- Daya beli rakyat menurun, biaya hidup naik mengikuti kenaikan harga BBM.
- Perputaran ekonomi mengandalkan konsumsi.
- Ekspor turun, impor naik tajam.
- Izin ekspor konsentrat Freeport dan Newmont diperpanjang tanpa perlu bangun smelter.
- Ketua Umum Partai Politik memonopoli angkutan minyak (mafia migas baru).
- Dunia usaha kesulitan memproyeksi biaya produksi.
- Rupiah terjun bebas dari Rp 10.000 di akhir Juli 2014 ketika Jokowi-JK ditetapkan sebagai pemenang Pilpres dan sekarang Rp 13.000 lebih per USD.
- Yang penting rajin blusukan.
- Yaaa ora opopo.
“Mari kita dukung Pemerintahan Jokowi-JK hingga akhir masa jabatan,” sentil Direktur Eksekutir ISIS, Kisman Latumakulita, dalam keterangannya pagi ini. [zul | RMOL]