Khutbah Pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَبَّبَ إِلَيْنَا اْلإِيْمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوْبِنَا. وَكَرَّهَ إِلَيْنَا اْلكُفْرَ وَاْلفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ. وَجَعَلَنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. فَضْلًا مِنْهُ وَنِعْمَةً، سُبْحَانَكَ رَبِّي سَبْحَانَكَ، لَا علَمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَكَ أَنْتَ اْلعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ، وَلاَ فَهْمَ لَنَا إِلاَّ مَا فَهَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْجَوَّادُ اْلكَرِيْمُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَالْمَلَكُوْتُ، وَلَهُ الْعِزَّةُ وَالْجَبَرُوْتُ، وَهُوَ اْلحَيُّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا وَمُعَلِّمَنَا وَقَائِدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَمَلَائِكَتُهُ، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. فَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلَكرِيْمِ، وَعَلَى آلِهِ وَأْصْحَابِهِ وَمَنْ نَهَجَ نَهْحَهُ وَاسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ وَاقْتَفَى أَثَرَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ…
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ…! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ. وَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بسم الله الرحمن الرحيم، يَا أَيُّهَا اَّلذِيْنَ آمَنوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
*Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah…!*
Hari ini, kita memenuhi panggilan Allah. Melaksanakan seruan Ikatan Ulama Internasional. Serentak di seluruh dunia untuk bersuara menyelamatkan Masjid Al-Aqsha. Di seluruh masjid-masjid pada shalat Jumat hari ini. Merespon kejahatan kemanusiaan dan penistaan terhadap kesucian umat Islam.
Jumat kemarin, tanggal 14 Juli 2017 Zionis Israel menutup total Masjid Al-Aqsha, Kaum Muslimin dilarang melaksanakan Shalat Jumat dan mengumandangkan adzan. Kejahatan ini adalah pertama dalam sejarah penjajahan Israel selama 50 tahun menguasai Masjid Al-Aqsha, sejak tahun 1967.
Ada orang yang bertanya, “Apa pemicunya, sehingga Masjid Al-Aqsha ditutup oleh Zionis Israel?” Saya tegaskan, tidak ada pemicunya. Penutupan ini merupakan rangkaian besar dari skenario Zionis Israel untuk meruntuhkan Masjid Al-Aqsha secara keseluruhan, yang akan digantikan dengan bangunan yang mereka sebut dengan * “Haikal Sulaiman (Solomon Tample)”.*
Skenario ini dimulai dengan mengambil alih Masjid Al-Aqsha tahun 1967, setelah Israel menguasai kota Al-Quds. Hanya dalam 4 hari setelah mereka menguasai Kota Al-Quds, mereka menghancurkan perkampungan Al-Magharibah, tepat berada di sebelah Masjid Al-Aqsha.
Setahun berikutnya, tahun 1968, mereka mengambil alih Tembok Buroq, tempat parkir kendaraan Buroq Rasulullah Saw. pada malam Isra’ dan Mi’raj. Setelah mereka menguasai Tembok Buroq ini, mereka mengganti namanya dengan *Tembok Ratapan (Hâ’ithu Al-Mabkâ)*, mereka kemudian merombak Tembok Buroq menjadi tempat peribadatan Yahudi terbesar di Palestina. Mereka berkumpul di tempat ini dengan alasan melaksanakan Ibadah sesuai yang diajarkan nabi-nabi mereka.
Ini adalah bukti kebohongan mereka. Lihat cara beribadah mereka, mengangguk-anggukkan kepala ke arah tembok ratapan. Dari mana mereka cara beribadah seperti itu? Kalau mereka benar-benar keturunan Bani Israel, maka Nabi terakhir yang diutus kepada Bani Israel adalah Nabi Isa a.s. putra Sayyidah Maryam. Nabi Isa a.s. beribadah seperti yang diajarkan ibundanya, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran,
يَا مَرْيَمُ اقْنُتِى لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِيْ مَعَ الرَّاكِعِيْنَ (آل عمران: 43)
*“Wahai Maryam! Taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’”,*
artinya ibadah yang diajarkan Nabi Isa a.s. kepada kaumnya, mirip dengan ibadah kita, ada ruku’ dan ada sujud. Lalu dari mana orang Yahudi yang mengklaim anak cucu Nabi Ya’qub, cara beribadah dengan mengangguk-anggukkan kepala di tembok ratapan. Inilah kedustaan mereka atas nama agama.
Setahun berikutnya, tahun 1969, tepatnya tanggal 21 Agustus, mereka membakar Masjid Al-Aqsha. Sepertiga dari Masjid Al-Aqsha rusak berat, diantaranya mimbar Nuruddin Zenki atau lebih dikenal dengan Mimbar Shalahuddin, pun hancur akibat pembakaran Masjid Kiblat pertama umat Islam ini.
*Jamaah Jumat yang dirahmati Allah…!*
Tahapan berikutnya, sekenario Zionis Israel untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha adalah, melakukan penggalian terowongan, tepat di bawah Masjid Al-Aqsha. Apa tujuannya? Ada dua tujuan; *Pertama,* mereka ingin mencari bukti sejarah peninggalan nenek moyang mereka, tetapi mereka tidak menemukan bukti apapun, justeru yang mereka temukan adalah batu pondasi Masjid Al-Aqsha yang merupakan batu tua yang usianya lebih dari 4000 tahun sebelum masehi. Milik penduduk asli Palestina pertama, kaum Kan’aniyun.
Kedua. Mereka menginginkan Masjid Al-Aqsha runtuh. Saat ini Masjid Al-Aqsha seperti bangunan yang berdiri di atas pondasi yang rapuh. Ulama Maqdisiyyun mengatakan, kalau terjadi gempa sederhana di Masjid Al-Aqsha, maka Masjid Suci ini terancam runtuh. Dan inilah skenario Zionis Israel untuk menghancurkan Masjid Suci Umat Islam yang ketiga. Runtuhnya seolah-olah karena faktor alam, karena gempa, tetapi pada hakikatnya sudah direncanakan dengan tahapan yang jelas oleh Zionis Israel.
Tahapan yang ke-empat. Bulan Oktober tahun 2015, Israel memberlakukan UU pembagian Masjid Al-Aqsha. Pembagian ada 2 macam; pembagian berdasarkan waktu dan pembagian berdasarkan tempat. Setiap hari, Masjid Al-Aqsha dikuasai oleh Zionis Israel selama empat jam, dari jam 7-11. Kemudian khusus hari Sabtu diambil alih secara keseluruhan oleh Yahudi, karena hari Sabtu merupakan hari yang dimuliakan Yahudi, sebagaiman kita memuliakan hari Jumat. Dan Zionis Israel terus ingin mencoba menambah waktu menguasai Masjid Al-Aqsha. Dan ini adalah tahapan untuk menguasai Masjid Al-Aqsha secara keseluruhan.
Tahun 2016, Israel memberlakukan UU pelarangan adzan menggunakan pengeras suara di seantero Palestina, termasuk Masjid Al-Aqsha. Tetapi saudara-saudara kita di Palestina, yang menjaga Masjid Al-Aqsha tidak pernah diam. Mereka mewakili seluruh umat Islam di seluruh dunia yang jumlahnya mencapai 1,5 Milyar Muslim, membela, membentengi, dan berjaga di dalam Masjid yang sangat dicintai Rasulullah Saw. ini. Mereka disebut para *Murâbithûn* dan *Murâbithâth.*
Para Murabithûn, mereka rela memberikan darah mereka, mereka memberikan cuma-cuma nyawa mereka, mereka persembahkan keluarga yang mereka cintai, demi menjaga masjid pilihan Allah. Satu-satunya di atas muka bumi ini yang dijadikan pertemuan seluruh nabi-nabi pada Malam Isra’ dan Mi’raj, mulai dari Nabi Adam sampai nabi terakhir alaihim ash-shalatu wa as-salam.
*Wahai umat Rasulullah…!*
Bagaimana kalian mengaku cinta kepada Rasulullah Saw. sementara kalian tidak mencintai masjid yang dicintai Rasulullah? Rasulullah Saw. ketika ditanya oleh sahabat Saddad bin Aus r.a., ketika beliau sedang sakaratul Maut,
إِذَا ابْتُلِيْنَ بِالْبَقَاءِ بِمَا تَنْصَحُ لَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: عَلَيْكَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ
*“Jika kami telah engkau tinggalkan, apa yang engkau perintahkan kepada kami wahai Rasulullah…?”* Rasul Saw. menjawab: *“Pergilah kalian ke Baitul Maqdis.”* Kenapa bukan Makkah dan Madinah yang dinasehatkan Rasulullah? Kenapa ke Baitul Maqdis? Inilah bukti Nabi Muhammad Saw. begitu mencintai Masjid Al-Aqsha.
Rasulullah juga sangat sering menyebut Masjid Al-Aqsha dalam hadisnya, sehingga para sahabat mengira Masjid Al-Aqsha kedudukannya lebih mulia dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawai. Akhirnya, sahabat Abu Dzar r.a. bertanya kepada Nabi Muhammad Saw.,
أَيُّهُمُا أَفْضَلُ، الصَّلاَةُ فِي مَسْجِدِكَ أَمِ الصَّلاَةُ فِي الْمَسْجِدِ اْلأَقْصَى؟ قَالَ: الصَّلاَةُ فِي مَسْجِدِيْ أَفْضَلُ بِأَرْبَعٍ مِنَ الصَّلاَةِ فِي اْلمَسْجِدِ اْلأَقْصَى. وَلَنِعْمَ الْمُصَلىُ. وليُوْشِكنُ أَنْ لا يَكُوْنَ لِرَجلٍ مِثْلَ شَطْنِ فَرَسِه من الارض حيثِ يَرَى مِنْه بَيْتَ اْلمَقْدِسِ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا (رواه الحاكم)
*“Mana yang lebih utama, shalat di Majid Nabawi atau shalat di Masjid Al-Aqsha?”* Rasul Saw. menjawab, *“Shalat di Masjid Nabawi lebih utama empat kali lipat dibanding shalat di Masjid Al-Aqsha. Tetapi Masjid Al-Aqsha adalah sebaik-baik tempat shalat. Seseorang yang memiliki tanah sekitar 2 meter, dari tanah itu dia melihat Baitul Maqdis, itu lebih baik daripada dunia dan seisisnya.”* Lihat hadis ini, hanya melihat saja, lebih baik dari dunia dan sisinya, bagaimana dengan shalat di dalamnya? Bagaimana dengan ribath di dalamnya? Bagaimana jika kita membela dan memuliakannya?
*Wahai Ummat Nabi Muhammad…!*
Bagaimana kalian tidak marah tempat Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw. dirusak, dibakar, dan diblokir?
Bagaimana mungkin umat Islam yang berjumlah 1,5 Milyar terdiam melihatan kezaliman Zionis Israel yang jelas di depan mata? Menistakan masjid yang keberkahannya disebtukan 6 kali dalam Al-Quran. satu-satunya masjid yang namanya diberi oleh Allah langsung, oleh Rasulullah, dan diberian juga oleh para Ulama; Masjid Al-Aqsha, Baitul Maqdis, dan Al-Baitu Al-Muqaddas.
Terakhir, saya ingin menyampaikan fatwa dari Rasulullah Saw. tentang Masjid Al-Aqsha. Rasulullah Saw. diminta fatwa oleh seorang Shahabiyah, Sayyidah Maimunah r.a.
عَنْ مَيْمُونَةَ بِنْتِ سَعْدٍ، مَوْلَاةِ النَّبِيِّ قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ! أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ، قَالَ: ((أَرْضُ الْمَحْشَرِ، وَالْمَنْشَر،ِ ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ، فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ فِي غَيْرِهِ))، قُلْتُ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ أَتَحَمَّلَ إِلَيْهِ؟ قَالَ: ((فَتُهْدِي لَهُ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَهُوَ كَمَنْ أَتَاهُ)). وفي رواية فهو كمن صلى فيه.
“Berikan fatwa kepada kami tentang Baitul Maqdis!” Rasulullah menjawab, *”Baitul Maqdis adalah negeri padang mahsyar dan negeri kiamat. Datanglah kalian ke Baitul Maqdis dan shalatlah di sana, karena satu kali shalat di Masjid Al-Aqsha sama dengan seribu kali shalat di masjid-masjid selainnya.”* Maimunah berkata, “Bagaimana jika aku tidak bisa datang ke sana? Apa yang harus aku lakukan wahai Rasulullah?” Rasul Saw. Menjawab, *”Kirimkan minyak yang digunakan untuk menerangi lampu yang ada di Baitul Maqdis. Siapa yang melalukannya, maka dia seperti orang yang mendatanginya, (dalam riwayat lain), seperti orang yang shalat di dalamnya.”
Kita diwajibkan datang ke sana dan shalat di sana. Untuk mendapatkan pahala 1000 kali lipat. Tetapi gara-gara Israel, kita terhalang untuk mendapatkan kemuliaan ini. Tetapi apa fatwa Rasulullah jika kita tidak bisa datang ke sana? Kita diwajibkan mengirimkan minyak. Maksudnya kita disuruh menjaga masjid Al-Aqsha, lampunya tidak boleh redup, lampunya tidak boleh mati.
Dengan kejadian penutupan Masjid Al-Aqsha, maka kewajiban telah datang kepada kita, mengirimkan bantuan untuk menjaga Masjid Al-Aqsha, renovasi, untuk para penjaga Masjid Al-Aqsha. Dan ini membutuhkan kerja yang terus menerus dan berkesinambungan. Wallahu a’lam bish shawab.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونعني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل الله منا ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم،
*Khutbah Kedua*
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونستهديه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له،
اشهد ان لا أله إلا الله وحده لا شريك له، واشهد ان محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده.
اللهم صل على سيدنا محمد، وعلى آل سيدنا محمد، كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم، وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد، كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم، في العالمين إنك حميد مجيد.
قال الله تعالى في القرآن الكريم اعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد، واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون.
ويا معاشر المسلمين، ادعوا الله تعالى وأنتم موقنون بالإجابة، اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات، اللهم أعزنا بالإسلا وأعز الإسلام بنا، اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل المسلمين. اللهم ارفع عنا الغلاء والوباء والشدائد والمحن والفتن، من بلدنا هذه اندونيسيا ومن سائر بلاد المسلمين عامة، برحمتك يا أرحم الراحمين.
اللهم انصر إخواننا المستضعفين المحاصرين في غزة، في فلسطين، رحماك بهم يا رب العالمين. اللهم عليك باليهود المعتدين ومن عاونهم، اللهم شتت شملهم ومزق جمعهم، وزلزل أقدامهم وألق في قلوبهم الرعب، إنك على كل شيئ قدير.
عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم
Ahmad Musyafa’ (Direktur International Aqsa Institute)