Ada satu pertanyaan yg biasanya ditemui para penngkaji Al-quran ketika mempelajari Al-quran. Pertanyaan itu adalah, kenapa ayat Al-quran sepertinya dibentuk secara acak. Ada ayat yg berbicara tentang Sholat, tiba-tiba bwrpindah kepada ayat perang. Ada lagi ayah berbicara tentang cerita nabi Musa, tiba-tiba berubah menjadi perintah mengjormati orang tua, dan sebagainya. Mungkin alangkah baiknya jika kita bedakam surat tentang Ibadah pada surat tersendiri, lalu Surat Muammalah sendiri, Surat tentang Qital (berperang) sendiri, surat tentang cerita nabi sendiri, dan lain-lain sendiri, sehingga kita mudah mempelajarinya.
Jawaban yg oaling tepat tentu kita kembalikan kepada Allah. Tapi setidaknya kita menemukan dua hikmah pada penyusunan Al-quran seperti sekarang ini.
Dua hikmah ini tentu saja hanya mewakil sedikit dari setumpuk hikmah al-quran yg lain, yg tidak cukup rasanya saya tuliskan semua disini.
Pertama adalah, Al-quran itu adalah sebuah kitab, isianya dari Al-fatehah sampai An-naas adalah peringatan, contoh, pelajaran, ajaran, dan janji Allah lepada kita. Maka itu baca dan pelajari Al-quran sepenuhnya, seluruhnya, semuanya. Jika Al-quran di susun menurut Bab tersendiri atas berbagai permasalahan, maka biasanya manusia cenderung akan membaca yg bwrhubungan dengan dia saja. Misalkan Ahli Hukum, dia akan membaca surat tentang Hukum saja. Pedagang, dia akan membaca soal tentang perdagngan saja. Kepala negara juga akan membaca tentang tata kelola negara saja. Tentu Al-quran akan justru kehilangan “Ruh” sebagi sebagai sebuah kitab jika disusun seperti itu. Maka disusunlah surat maupun ayatnya seperti sekarang ini.
Yang kedua, penyusunan ini memberikan kesan kepada kita, bahwa tidak ada satu ayat-pun yg lebih penting dari ayat yg lain. Tidak ada satu ibadahpun yg terasa lebih diprioritaskan daripada ibadah yang lain. Perintah menuntut ilmu, tidak kalah penting dengan perintah Sholat, perintah haji, tidak lebih priorotas daripada perintah Shodaqoh, perintah menghormati orang tua, juga tidak lebih rendah daripada perinta puasa. Karena Al-quran ini satu buku utuh, semuanua penting, semuanya bermakna, semuanya asalah Firman-Nya.
Itulah dua hikmah, sedikit dari yg bisa saya tuliskan di wall ini. Semoga dengan yg sedikit ini, bisa membawa manfaat bagi kita semua…wallahu a’lam