Pengembangan industri keuangan syariah Indonesia selama ini hanya diberikan janji-janji manis dari pemerintah. Sebaliknya, Malaysia sudah melaju dengan kecepatan tinggi untuk menjadikannya sebagai pusat ekonomi Syariah di dunia.
Malaysia baru-baru ini telah mengumumkan Anggaran dan Belanja Negara untuk periode 2014-2015 di mana salah satunya berisi langkah-langkah untuk mendorong pasar modal syariah. Caranya dengan perpanjangan pemotongan pajak selama tiga tahun hingga 2018 atas biaya yang timbul dalam penerbitan sukuk berdasarkan prinsip Ijarah dan Wakalah.
Negeri Jiran ini juga berencana memperkenalkan produk investasi syariah baru yang disebut Investment Account Platform (IAP). IAP akan memberi kesempatan kepada investor untuk membiayai kegiatan kewirausahaan dan pengembangan UKM.
Pada saat yang sama, IAP merupakan platform untuk menarik investor institusi dan individu. Termasuk individu yang berpenghasilan tinggi agar berinvestasi di pasar keuangan syariah.
Dalam laporan Ekonomi 2014-2015 dan laporan keuangan Kementerian Keuangan Malaysia mencatat bahwa negara ini memiliki investor institusi berbasis domestik yang mapan.
“Pasar sukuk didukung oleh kerangka peraturan dan pengawasan yang kuat. Selain platform harga yang efisien dan pasar sukuk utama yang selalu aktif. Malaysia telah memimpin penerbitan sukuk global yang mencapai 64 persen atau senilai US$41,7 miliar dan 57,3 persen atau US$161 miliar dari sukuk global yang beredar pada semester pertama 2014,” seperti dikutip dari laporan CPIfinancial.net.
Di samping itu, efek syariah yang tercatat di Bursa Malaysia menyumbang 73,2 persen dari total pasar modal pada akhir Juli. Sementara itu, aset perbankan Islam Malaysia senilai 580,8 miliar ringgit mencapai 25 persen dari total aset sistem perbankan Malaysia. Industri perbankan Islam Malaysia terus mencatatkan nilai kapitalisasi yang bagus dengan rasio modal sebesar 12,6 persen, rasio modal tier 1 12,7 persen dan total rasio modal 16,1 persen, jauh di atas persyaratan minimum pada akhir Juli 2014.
Industri keuangan Islam global telah mencatat pertumbuhan yang luar biasa, rata-rata pertumbuhannya 15-20 persen per tahun selama dekade terakhir.
Dalam hal ini, Malaysia berada di barisan depan untuk mempromosikan keuangan Islam, baik di tingkat domestik maupun internasional. Peluncuran SRI (Socially Responsible Investing) Sukuk Framework mencerminkan upaya-upaya inovatif Malaysia untuk memperkenalkan investasi syariah yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Memanfaatkan ekosistem keuangan Islam Malaysia yang kuat dan komprehensif, ditambah dengan lingkungan yang pro-bisnis, menjadikan Malaysia sebagai tujuan pilihan keuangan Islam. Untuk itu, Malaysia terus mengembangkan produk syariah baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang. Sementara itu, untuk memacu pengembangan UKM, Malaysia terus memperluas pembiayaan syariah untuk UKM, terutama UKM yang baru berdiri agar mereka bisa tumbuh dan berkembang. [dream.co.id]