Gus Nuril dan Pluralisme Agama | Gus Nuril, merupakan Kiyai yang berasal dari Gresik, Jawa Timur. Awal kemunculan Kiyai yang bernama lengkap DR. KH Nuril Arifin Husein, MBA ini yaitu pada saat KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur) lengser dari jabatan presiden Republik Indonesia. Gus Nuril sendiri kemudian dikenal sebagai Panglima Pasukan Berani Mati.
Dalam perkembangannya, Gus Nuril ini kemudian dikenal sebagai Kiyai yang aktif mengisi ceramah pada acara-acara yang diadakan oleh beberapa gereja di Jawa Tengah yang konon katanya ceramah yang disampaikan ini hanyalah pada saat perayaan natal saja (setiap tanggal 25 Desember).
Ada yang ingin saya pertanyakan tentang kegiatan ceramah yang dilakukan Gus Nuril didalam gereja-gereja ini. Jika selama ini Gus Nuril sering mengadakan ceramah di gereja-gereja, Sudah berapakah panganut Kristen yang kemudian masuk ke dalam agama Islam? Kemudian terkait kerancuan cara pandang Gus Nuril terkait Islam.
Seringkali Gus Nuril ini menyampaikan bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘alamin, akan tetapi mengapa Gus Nuril menyampaikan ceramah-ceramahnya di dalam upacara keagamaan umat beragama lain? Padahal untuk menyampaikan bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘alamin tidak perlu dengan ceramah di gereja-gereja.
Dalam QS. Al-Kafirun disebutkan bahwa Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Dalam surat ini, Rasulullah Muhammad SAW berbicara dengan kaum kafir Quraisy. Kaum kafir Quraisy menawarkan segala bentuk kekayaan dan jabatan kepada Rasulullah SAW dan juga kaum kafir Quraisy ini mengatakan akan masuk Islam dengan syarat Rasulullah SAW menganut agama kafir Quraisy satu tahun terlebih dahulu. Disini jelas bahwa kaum kafir Quraisy mempunyai kepentingan untuk menjerumuskan Rasulullah SAW kedalam ajaran kafir Quraisy dan kemudian Rasulullah SAW pun menolaknya bersamaan dengan turunnya QS. Al-Kafirun ini.
Kemudian, Apa motif Gus Nuril menjelek-jelekkan Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir? Padahal Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir ini termasuk kepada Ahlus Sunnah. Apakah Gus Nuril ini berniat untuk memecah belah umat Islam? Apa yang dilakukan Gus Nuril ini pantas saja mendapatkan penolakan dari umat Islam yang hadir dalam acara Maulid Rasul di Masjid Jatinegara Jakarta Timur beberapa waktu yang lalu.
Apa yang dilakukan oleh Gus Nuril ini kemudian kita kenal dengan Pluralisme agama. Mencampur adukkan ritual agama-agama dan menganggap semua agama adalah sama. Padahal jelas, setiap agama mempunyai ciri khas masing-masing dan tidak bisa dicampuradukkan. Pluralisme Agama tidak diperbolehkan dalam Islam.
Banyak sekali ayat al-Qur’an yang menyampaikan tentang pelarangan Pluralisme Agama ini. Bahkan pada Tahun 2005, MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan fatwa tentang haramnya paham Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme (No.7/ Munas VII/MUI/11/2005) yang mencampuradukkan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah umat agama lain.
Sumber: VoA Islam