Dulu ia sangat terkenal. Namun di tengah popularitas itu, dia merasa
hidupnya hampa. Kualitas imannya menurun, waktu bersama keluarga hampir
tak pernah ada. Bahkan ia nyaris tak ada waktu untuk mengelola pesantren
yang ia dirikan.
Lantas, muncul peristiwa yang menyebabkan popularitas Aa Gym menurun
drastis. Ternyata, kejadian inilah yang membuat Aa Gym intropeksi diri.
Dia merasa menjadi manusia yang lebih baik, lebih dekat kepada Allah, justru setelah dirinya tidak lagi populer.
Dan saat ada orang yang mengajaknya kembali berjuang untuk menjadi orang
populer, Aa Gym dengan tegas menolak, “Saya sudah merasakan jadi orang
terkenal, dan saya tidak bahagia dengan hal itu. Justru, kondisi seperti
sekaranglah yang membuat saya bahagia.”
* * *
Itulah rangkuman acara SATU JAM LEBIH DEKAT di TV One hari ini (Sabtu, 9
Agustus 2014). Sebuah episode yang membuat kita merenung, bahwa
POPULARITAS BUKAN SUMBER KEBAHAGIAAN.
Seperti yang pernah saya posting beberapa hari lalu, “Uang dan
popularitas hanyalah efek samping dari kerja keras kita.” Karena itu,
efek samping tak perlu dikejar.
Namun bila takdir mengharuskan kita jadi orang populer, maka manfaatkan itu untuk beribadah dan berdakwah di jalan Allah.
Menjadi orang populer atau tidak, yang paling penting adalah kita selalu
berusaha menjadi orang yang berbahagia, dan iman tetap terjaga.
Itulah renungan saya malam ini, setelah menonton Aa Gym di televisi, barusan. (pkspiyungan)