Strategi dalam menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut, tidak ada cara lain yang lebih bijaksana bagi seorang pimpinan pada lembaga pendidikan, kecuali dengan memahami hakekat perubahan itu sendiri dan menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya. Sekolah (sebagai bagian dari organisasi sosial) tidak luput dari kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, yang berarti jika sekolah ingin survive apalagi berkembang dituntut untuk tanggap terhadap berbagai perubahan yang terjadi dan mampu merespon dengan benar. Salah satu kondisi lingkungan yang dapat membentuk karakter siswa adalah sekolah, sekolah menjadi wadah dimana siswa mengekspresikan bakat-bakatnya melalui Organisasi Intra Sekolah (selanjutnya disingkat OSIS).
OSIS adalah merupakan wadah bagi siswa, sebagai calon-calon anggota masyarakat maupun calon warga Negara. Pemahaman dasar-dasar politik, organisasi, dan kepemimpinan di kalangan siswa perlu ditanamkan sejak dini. Hal itu penting dilakukan mengingat siswa merupakan generasi muda yang menjadi tumpuan dan harapan bangsa di masa depan. Wadah-wadah organisasi siswa yang ada di lingkungan sekolah perlu diberdayakan menjadi sebuah oragnisasi yang mampu mengembangkan bakat, kemampuan leadership/kepemimpinan siswa dan pembentukan karakter siswa.
Implementasi pendidikan karakter dalam Islam, tersimpul dalam karakter pribadi Rasulullah SAW. Dalam pribadi Rasul, tersemai nilai-nilai akhlak yang mulia dan agung. Karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90 sebagai berikut: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. An-Nahl: 90).
Pembentukan karakter siswa secara utuh dapat dilakukan di sekolah. Di samping transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa, juga pembentukan mental kepribadian yang baik seperti disiratkan dalam tujuan pendidikan nasional yaitu terbentuknya manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melihat dari hal tersebut sudah barang tentu, kemampuan yang dimiliki siswa di luar akademik sedapat mungkin diwadahi dan dikembangkan oleh sekolah melalui kegiatan OSIS beserta ekstra kurikulernya.Karakter siswa terlihat dari setiap kegiatan, memang memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa. Karena dari setiap kegiatan, selalu diberikan target perubahan kepada siswa. Dan hal itu akan terlihat diwaktu proses siswa dengan sesama siswa, siswa dengan guru, dan juga siswa dengan orang tua dan masyarakat. Dimana siswa mampu melihat karakter-karakter yang baik dalam proses pergaulannya sehari-hari di lingkungan sekolah dan masyarakat. Serta perubahan karakter juga berpengaruh terhadap cara belajar anak. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. baik terhadap tuhan yang maha esa , diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan.
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat, yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Berpegang pada pengertian diatas, bahwa pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk membangun/membentuk kepribadian yang khas peserta didik, yaitu kepribadian yang baik yang bercirikan kejujuran, tangguh, cerdas, kepedulian, bertanggungjawab, kerja keras, pantang putus asa, tanggap, percaya diri, suka menolong, mampu bersaing, professional, ikhlas bergotong royong, cinta tanah air, amanah, disiplin, toleransi, taat dan lai-lain perilaku yang berakhlak mulia.
Perencanaan OSIS dalam Membentuk karakter siswa Setiap kegitan OSIS sekolah, selalu diawali dari perencaan yang tertuang dalam program kerja yang dibuat oleh pengurus OSIS bersama pembina dan bimbingan Kepala Sekolah. Program kerja tersebut selalu berorentasi pada pembetukan karakter siswa, di mana sekolah ini berprinsip bahwa dengan membentuk karakter, maka prestasi akademik akan mengikuti. Program yang dibuat dibuat diawal semester. Melihat kepada potensi dan minat peserta didik. Hal ini juga dimaksudkan agar peserta didik merasa betah dan mau menjalankan program yang dibuat bersama.
Proses selalu dilakukan sepanjang hari. Karena diyakini dengan proses yang baik akan menghasilkan apa yang diharapkan untuk membentuk karakter siswa itu. Maka dari itu dalam proses, kami menekankan adanya proses pembiasaan terhadap nilai-nilai yang ditanamkan. Sehingga menjadi kepribadian siswa. Dan prinsip kami tidak dimasalahkan dimana anak mendapatkan pendidikan, tapi yang terpenting adalah bagaimana prose situ dijalankan. Guru pembina OSIS sekolah selalu bekerja ekstra untuk memberdayakan program OSIS dalam menjalankan programnya. Karena guru pembina merupakan tempat konsultasi bagi pengurus. Maka, guru pembina OSIS sekolah selalu menjalin komunikasi intensif dengan pengurus.
Evaluasi yang dilakukan guru pembina membantu membina menjemen pengurus OSIS sekolah. Mulai dari perencanaan program sampai proses evaluasi serta membantu mengkomunikasikan sumber dana kegiatan kepada kepala sekolah. Evaluasi dilakukan untuk melihat kelemahan-kelemahan serta program yang telah dilaksanakan guna menyempurkan pelaksanaan program untuk membentuk katrakter siswa. Evaluasi dilakukan dalam pemberian laporan yang dilakukan dan dibahas secara bersama-sama. Evaluasi biasanya dilakukan setiap hari senin setelah upacara bendera dilakukan. Memusyawarahkannya untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari setiap program bisa dicapai. Namun secara umum proses evaluasi biasa dilakukan di akhir-akhir semester, untuk menetukan perencanaan dan program yang baik pada semester baru. Acuan evalauasi tentu pada perbandingan antara perencanaan dengan hasil yang telah dicapai. Ada dari pihak kementrian agama, pengawas pendidikan dan komite sekolah.
Karakter siswa terlihat dari setiap kegiatan, memang memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa. Karena dari setiap kegiatan, selalu diberikan target perubahan kepada siswa. Dan hal itu akan terlihat diwaktu proses siswa dengan sesama siswa, siswa dengan guru, dan juga siswa dengan orang tua dan masyarakat. Di mana siswa mampu melihat karakter-karakter yang baik dalam proses pergaulannya sehari-hari di lingkungan sekolah dan masyarakat. Serta perubahan karakter juga berpengaruh terhadap cara belajar siswa.