Dari beberapa diskusi dengan muslimah Asia pengamat sosial, mari kita introspeksi diri, bahwa ada kalanya gerak-gerik sebagai wanita memang dapat menantang syahwat lelaki, bahkan tanpa kita sadari. Malah hal ini dijadikan trik tersendiri bagi para penjaja tubuh di kota-kota metropolitan guna menambah daya tarik mangsanya.
Berikut lima hal atau sikap wanita yang berbahaya di tengah keramaian itu, yaitu :
- Sedang menunduk, maksudnya ketika ada sesuatu jatuh di lantai, wanita yang mengambil benda itu dengan posisi menungging (maaf), pasti langsung diperhatikan oleh kaum lelaki di sekitarnya, apalagi bagi yang tidak berhijab dengan pakaian bagian atas menjadi melorot dan memperlihatkan bagian dada. Tanpa kita sadari, bagian lekukan belakang yang menonjol itu (bagian belakang pinggang ke bawah) dapat menimbulkan syahwat lelaki. Untuk menyiasatinya, berlututlah jika mengambil benda yang jatuh ke lantai, atau minta tolong kepada seseorang yang berdekatan jaraknya dengan benda tersebut.
- Gaya berjalan dengan melenggokkan badan, kita sudah tau bahwa seluruh bagian dari tubuh wanita adalah sangat indah. Fitnah terbesar bagi lelaki adalah kaum wanita. Meskipun wanita yang berjalan melenggokan badan adalah bertubuh kecil, ia mampu menaklukkan lelaki berbadan besar, ini karena memperturutkan syahwat. Apalagi zaman kini, kian banyak wanita ‘minta perhatian lebih’ dengan sepatu berhak tinggi-nya yang berdenting-denting tatkala berjalan, ditambah gemerincing gelang kaki. Termasuk wanita muslimah dengan gaya hijab ‘fashion wrapping’ balutan baju ketat, saat melenggokan badan, sungguh pemandangan yang aduhai di mata lelaki.
- Lirikan mata. Mungkin ada di antara kita doyan bercanda, memainkan mata, melirik-lirik heboh bergurau dengan teman atau terbiasa bersama keluarga. Ketahuilah, ada banyak lelaki di luar sana yang salah mengartikan lirikan tersebut. Beberapa kejadian keji telah membuktikan, bahwa kejahatan itu terjadi tatkala si lelaki terangsang atas gaya lirikan mata wanita korbannya. Lirikan wanita menampilkan keseksian yang menggoda, begitu faktanya.
- Bibir kala berbicara. Perhatikan di saat wanita yang tidak sadar sedang menelepon kekasihnya, “Sudah makan, sayang? Sedang apa, dear?” Ada kalanya kalimat lembut diiringi desahan itu membuat orang-orang menoleh ke arahnya. Di ruang tunggu stasiun, di area resto, atau tempat umum lainnya, hal ini sering terjadi. Innalillahi wa inna ilayhi roji’uun…akibat bebasnya informasi di dunia maya dan kian banyak ‘inisiatif keliru’ ada lho, orang iseng yang merekam suara mendayu-dayu dari bibir seksi wanita tersebut. Hal itu dipergunakan sebagai cara menambah gairah bagi mereka. Imajinasi yang tak dapat dilampiaskan pada tempatnya itu, ujungnya menuju perzinahan pula, na’udzubillahi min zaliik…
- Senyuman bisa berbahaya juga. Hal ini paling banyak dibicarakan di tanah melayu. Meskipun saat ini, warga Malaysia diajarkan untuk lebih ramah kepada para turis, keramah tamahan mereka tetap kalah dibandingkan dengan orang-orang Indonesia, terutama wanita.
Memang sejak dulu di tahun 2007, beberapa supir taksi memberikan secuil nasehat, “Senyuman memang adalah sedekah…. Kalau disini, tidak perlu senyum jika di hadapan lelaki di luar, Dik… Karena senyuman itu bisa disalah-artikan…” Senyum tipis di hadapan lelaki ajnabi, cukuplah sekilas saja.
Senyuman kita yang merupakan ciri keramahan dan mesra terhadap semua orang, harus ditampilkan sesuai budaya setempat. Di beberapa kota Eropa pun, ada kalanya ‘senyum-senyum kita’ jika tanpa mengenali ‘yang dilempar senyum’, dianggap menghina atau menyindir kejelekan tubuh atau pakaiannya. Di Malaysia pun, kaum pendatang dari Bangladesh, Iran, dan negeri lain akan menganggap ‘wanita tersenyum manis kepadanya’ karena tertarik dan ingin berkenalan dekat. Bahaya khan?! Jadi, silakan simpan senyum termesra dan termanis itu hanya untuk suami dan anak-anak di rumah, duhai wanita muslimah!
Kaum feminis dan pemuja sekulerisme sangat kesal dengan ‘nafsu syahwat’ lelaki ini, seolah seluruh kesalahan ditimpakan kepada wanita. Peristiwa pemerkosaan, pelecehan terhadap jasmani mereka dianggap ‘karena kejelekan sifat kaum lelaki semata’. Padahal, sungguh syahwat merupakan hal manusiawi, menjadi anugerah bagi pribadi-pribadi yang pandai bersyukur, pandai menempatkan nafsu diri di dalam rambu-rambuNya.
Romantisme dan langgengnya rumah tangga pun merupakan salah satu efek di kala syahwat telah disalurkan pada tempat yang tepat
Oleh sebab itu, bagi kita wanita, di saat melangsungkan aktivitas di luar rumah, mari bantulah saudara kita muslimin lainnya, bantulah rumah tangga saudara kita supaya langgeng dan rukun damai selalu, bantulah dengan cara menghindari kebiasaan di atas, yang tanpa disadari dapat menggoda lelaki ajnabi. Kita perbaiki cara berpakaian dan sikap atau gaya tubuh demi kecintaan terhadap Allahu Ta’ala serta terhadap saudara muslimin dan bukti sikap menghargai sesama manusia. Wallohu a’alam bisshowab.
“Seorang wanita adalah seperti kapal yang membawa penumpang di laut dengan gelombang yang kuat. Setelah kapal hancur semua penumpang akan tenggelam.” (Kutipan kalimat Syaikh Abdullah Azzam, rahimahullah)[muslimahzone]